Minggu, 15 September 2013

The Journey and The Old Man

Hari itu diperjalanan pulang, jalanan yang basah, licin, becek dan udara dingin karena hujan baru saja berhenti. Baju yang basah karena sepanjang jalan terkena hujan, menggigil diatas motor yang melaju pelan.
Medan yang sangat sulit karena tanah hitam dan licin membuat semuanya berhati-hati mengendarai motor.
Saya dan seorang teman menggunakan motor masing-masing.
Tidak jarang kami saling membantu ketika salah satu kesulitan mengendarai motornya.
Turun, dan mendorong motor yang dikendarai adalah hal yang biasa.
Jalanan yang harusnya bisa ditempuh dengan 2,5-3 jam jika cuaca panas menjadi 5-6 jam ketika hujan seperti hari itu.
Tiba-tiba saja teman saya nyaris terjatuh karena ban motornya selip, karena jarak kami lumayan jauh saya terlambat menghampirinya. Seorang bapak yang juga mengendarai motor membawa bebatuan yang entah untuk apa, datang dan menolong teman saya.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi.
Lalu beberapa saat kemudian, Bapak beserta motor yang dikendarainya oleng dan berakhir dengan jatuh. Bergegas saya dan teman turun dari motor masing-masing menghampiri bapak tersebut. Tapi kami kalah sigap, Bapak tadi sudah berdiri lebih dulu lalu tersenyum ke arah kami.
Rupanya beliau sudah terbiasa mengalami kejadian seperti barusan, dan karena pekerjaannya yang membawa bebatuan.
Meskipun sudah tua tapi semangat beliau menular dan membuat saya unuk lebih semangat menghadapi sisa perjalanan sebelum sampai ke jalanan antar provinsi.
Jadilah hari itu kita keluarnya iring-iringan.
Selama saya melewati jalanan ini beberapa kali mendapat bantuan dari orang yang lewat dan tidak dikenal ketika kesulitan. Hal ini sudah biasa terjadi disini, saling membantu kepada yang kesulitan. Terima Kasih ^^.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar